












Jadi di blog kali ini aku mau share tentang tahapan proses pembuatan “maket diorama hutan” dan mungkin akan share bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat maket ini.
Jadi untuk membuat proyek ini memerlukan waktu 1 setengah bulan.
Di hari pertama aku tidak memulai langsung membuat maket karena ini proyek sekolah jadi aku harus mengajukan akan membuat maket diorama hutan dan keperluan yang harus dipersiapkan dari sekolah, seperti alat dan bahan-bahan yang diperlukan. Setelah selesai membuat proposal dan mengajukannya kepada kakak, kami membuat rancangan 3D maket dioramanya, rancangan denahnya, dan rancangan inovasi agar membuat maket diorama hutan tersebut lebih keliatan asli, kami membuat semua rancangan tersebut agar kami sudah terbayang akan bagaimana maket tersebut secara tata letak posisi air terjunnya, pepohonanya dibutuhkan berapa, juga apa saja yang akan ditambahkan disitu.
Setelah proposal dan semua rancangan selesai, kami bisa memulai membuat maket diorama ini. Pertama-tama kami pastinya akan membuat kontur hutan, dengan bubur koran. Kami banyak membutuhkan bubur koran untuk konturnya. Dan besar maket kami itu 45 kali 45 cm. Setelah selesai membuat bubur koran, kami langsung membuat miniatur kecilnya seperti tenda dan perapian dekat tenda. Lalu bubur kertas yang selesai dibuat didiamkan 1/2 malam kalau mau halus banget bubur kerats didiamkan sekitar 3 hari atau lebih.
Setelah didiamkan beberapa hari, bubur kertas tersebut diperas sampai sedikit kering. Setelah itu bubut kertas diberi lem fox lalu diaduk, setelah selesai diaduk bubur kertas tersebut siap untuk dibentuk untuk kontur tanah hutan, agar lebih berkontur setelah bubur koran yg sudah diletakan dan diratakan tersebut diberi beberapa ganjelan agar terbentur konturnya tapi ganjelan tersebut jangan lupa ditutupi bubur koran lagi.
Setelah kontur selesai jangan lupa kosongkan bagian tengah untuk tempat sungai.
(foto sungai)
Setelah kontur selesai, mulailah membuat tebing air terjun
(foto tebing air terjun)
Untuk membuat tebing air terjun ini hanya membutuhkan gumpalan korang yang ditata seperti tebih yang tingginya 25 cm. Setelah ditata sambil diselotio kertas lalu dibelakangnya diganjel oleh duplek agar gumpalan koran ini tidak jatuh/rubuh, setelah itu agar tekstur tebingnya keliahatan asli, makan tebuh tersebut harus mengeras agar seperti tebing pada umumnya. Agar gumpalan koran tersebut keras maka gumpalan tersebut diberi gimsum agar mengeras. Setelah diberi gimsum gumpalan koran tersebut lebih berbentuk seperti tebing.(Tips: jangan menaruh gimsum dibawah sinar matahari, karena gampang keringdan cepat mengeras)
Setelah itu, karena sungai sudah terbentuk lalu langsung kami berwain warna agar sungai terlihat seperti asli, untuk warna sungai aku memakai pensil warna, dengan percampuran warna gradasi biru muda, biru tua, dan hijau toska. Setelah diwarna langsung saja diberi lem tembak diatasnya dengan gelombang-gelombang arus sungai agar terlihat asli. Setelah itu beri diatasnya tissue tapi hanya di tap-tap diatasnya agar menambah keaslian sungai.
Setelah sungai selesai, kami langsung mengecat konturnya dengan warna coklat kehijau”an untuk warna dasar tanah. Setelah itu diberi serbuk kayu yg sudah diwarnai warna hijau rumput agar ada tekstur rumput seperti asli.
Kontur dasar selesai selanjutnya mewarnai tebing air terjunnya dengan warna coklat tua dan muda(gradasi) sambil ditambahkan lumut asli agar terlihat seperti asli. Setelah itu karena warna kontur rumput terlalu gelap jadi kontur tersebut dicat lagi dengan warna hijau lumur, hijau tua, dan hijau muda di campur agar ada warna gradasi. Setelah beres mulailah membuat air terjunnya dengan solatip lalu diatsnya diberi gelombang-gelombang air terjun, setelah itu tunggu kering, lalu jadilah air terjun yang siap ditempel diatas tebing air terjun.
Lalu tebing yg diganjel oleh duplek dibelakangnya dibuka lalu ditambahkan gimsum lagi agar terbentuk kontur belakangnya, setelah itu lalu dicat warna yang sama dengan depan bukit ditambahlan tempelan lumut agar terlihat seperti asli. Setelah bukit selesai, lalu bisa ditempel air terjun yang sudah dibuat tadi. Setelah itu lalu tunggu sampai kering.
Lalu mulailah menempel miniatur kecil seperti tenda dan perapiannya. Rancangan inovasinya agar maket diorama hutannya terlihat hidup, perapiannya diberi duoa agar ada asap yg keluar seperti api yang habis dimatikan. Setelah selesai mulailah membuat pohon Pinus, kami memilih pohon Pinus karena pohon tersebut adalah salah satu kebanyakan dari hutan tropis Indonesia. Bahan yang diperlukan yaitu, kawat untuk batangnya, cat berwarna coklat muda dan tua(gradasi), dan juga serbuk serutan pensil yg sudah diwarnai dengan cat seperti warna daun pohon. Pertama ambil kawat lalu lipat dengan 10 cm lipat sampai 5 kali lalu bentuk akarnya, setelah itu kawat tersebut dicat dengan warna batang pohon.
Setelah itu, untuk membuat daun pohonnya ambil koran robek lalu remas dan belit ke kawat tersebut lalu di selotip(jangan terlalu tebal karena ini membentuk pohon Pinus) setelah itu koran yang sudah diselotip lalu dioleskan lem fox lalu di masukkan ke dalam serbuk serutan pensil lalu ditekan-tekan sampai menempel, teruskan sampai membuat 40 pohon. Lalu tunggu sampai semua kering. Kalau pohon ingin lebih awet, pohon yang sudah kering disemprot pilox berwarna bening.
Setelah pembuatan pohon selesai, lalu pohon siap ditempel diatas kontur rumput. Tipsnya agar pohon tidak terlalu dilihat akar pohonnya. Pohon ditempel dengan gaya seperti menanam pohon kadi pohon tersebut ditutupi bubur koran lagi diatas akarnya seperti menanam pohon. Lalu dibuat lagi kontur tambahan diatasnya setelah itu kontur tersebut dicat lagi dengan warna yang sama sebelumnya. Setelah itu diberi taburan serbuk serutan agar ada seperti rerumputan.
Setelah itu beres dan tinggal tambahkan dupa di perapian dekat tenda tersebut.